Time for Dreaming, Time to Planning : METHAMORFOSA

Setiap orang pasti mengalami perubahannya masing - masing, baik secara fisik, sifat, ataupun sikap. Mungkin ada orang yang bisa berubah sangat drastis, bahkan sampai benar - benar berbeda dari sebelumnya, atau bisa disebut berubah 180 derajat. Tapi, ada juga orang yang tidak banyak berubah, hanya sedikit perubahan yang ia alami seirng dengan berjalannya waktu. Itulah yang aku sebut methamorfosa disini. Aku? Aku juga mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu, apalagi udah 21 tahun 6 bulan aku hidup. Tapi, aku tetaplah Yescha yang sama dari dulu hingga kini.

METHAMORFOSA - ku?


Hmmm..ini waktu aku ulang taun yang ke-2. Belum tau apa - apa, cuma anak kecil nakal yang selalu mencoba hal - hal baru, ngga gampang dikasih tau, bandel, dan baru diem kalo udah ngerasain batu dari bandelnya.


Anak kecil bandel itu cuma ngerasain 5 taun jadi anak tunggal, sampai kemudian lahir satu persatu adik - adik kecil yang 17 tahun kemudian jadi bodyguard pribadi :)). Ini waktu aku SD kayaknya. Waktu SD aku belum punya mimpi, belum punya cita - cita. Yang ada dalam pikiranku waktu itu yang penting bisa masuk 10 besar di sekolah, cuma itu, tujuan anak kecil polos.


Foto ini kayaknya waktu aku kelas 1 SMA. Item, lusuh, kelam banget deh pokoknya. Itulah aku sampai kelas 2 SMA. Dari kelas 1 SMP sampai kelas 2 SMA, ngga tau kenapa, aku ngga kapok sama yang namanya tonti dan baris berbaris. Sebenernya, ada satu mimpi yang membuat aku ngga kapok dengan baris dan dijemur di lapangan itu. Satu mimpi : untuk menjadi PASKIBRAKA. Dari kecil aku suka banget liat upacara bendera di Istana Negara setiap tanggal 17 Agustus. Walaupun cuma lewat TV, tapi melihat pasukan dengan baju putih - putih itu keliatannya cool banget! Hmm..alhamdulillah kesampean juga mimpi itu, walaupun ngga sampai bertugas di Istana Negara, tapi bangganya menjadi PASKIBRAKA akhirnya aku rasakan, dan ngga akan pernah hilang..

Peleton Inti Putri SMA 8 Yogyakarta
Culun banget rasanya. Kami baris bersama, dan hitam bersama, :P.
PASKIBRAKA Kota Yogyakarta 2006
Bangganya sampe hati paling daleeeeeem..


Setelah hampir 5 tahun menjemur diri di tengah lapangan, di bawah sinar matahari, mulai kelas 3 SMA aku sepertinya mulai insyaf. Kelas 3 SMA, aku udah ngga sehitam, kelam, dan selusuh dulu kayaknya. Kelas 3 SMA aku mulai mengejar mimpi yang lain. Aku pengen banget kuliah di ITB, entah mimpi dari kapan. Sampai kelas 2 SMA aku masih bercita - cita untuk menjadi Arsitek. Sampai akhirnya, entah sejak kapan, aku berubah haluan dengan bercita - cita untuk menjadi seorang Planner, mengikuti jejak Ibu dan Bapak. Mungkin karena aku terlalu sering mendengar Ibu dan Bapak ngobrol tentang kerjaan mereka yang berhubungan dengan perencanaan wilayah dan kota itu, sampai akhirnya aku pun tertarik. Mungkin mimpi untuk kuliah di ITB terdengar muluk untukku saat itu. Aku bukan murid pintar di SMA. Standar, biasa aja, bahkan kayaknya ngga pernah 10 besar selama di SMA, terakhir 10 besar ya di SMP. Mungkin teman - temanku juga mikir ngga mungkin juga aku masuk ITB kalo akademikku begitu. Hmm..aku juga ngerasa kok waktu SMA aku agak dipandang sebelah mata untuk urusan akademik. Tapi, itu mimpiku, itu cita - citaku, dan aku, akan berusaha mencapainya.

 Jas Almamater ITB
Jaket Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi Pangripta Loka ITB

Yaa..akhirnya aku pun diterima menjadi mahasiswa di ITB. Jurusan yang aku ambil? Tentunya, Perencanaan Wilayah dan Kota. Ngga ada yang ngga mungkin kan? Dengan segenap usaha, dan tentunya doa, akhirnya aku bisa juga jadi mahasiswa ITB.
Setelah masuk ITB? Waktu itu aku belum tau mau apa setelah aku jadi mahasiswa ITB, yang ada di pikiranku adalah yan pentimg aku udah jadi mahasiswa ITB, udah. Dua tahun pertama di ITB sejujurnya aku emang belum dapet gambaran aku mau apa, makanya aku ikutin aja alur hidupku di ITB, aku jalani aja.


Hal terunik dari menjalani hidup di ITB adalah perubahan "profesi"-ku. Ya, dari SMP sampai SMA, hidupku ngga jauh - jauh sama yang namanya baris berbaris dan dijemur. Pendidikan semi militer itu, kayaknya udah melekat sampai urat. Oke, dari awal masuk kuliah di ITB aku juga masih ketemu yang namanya baris, yang namanya disiplin, dan yang namanya dijemur, tapi dalam bentuk lain : Marching Band.
Tapi, pasti ngga ada yang nyangka kalau Yescha yang ini, yang anak tonti ini, begitu masuk ITB langsung jadi penari. Yaa, di Marching Band Waditra Ganesha ITB aku jadi colour guard. walaupun masih dibawah payung "disiplin", tapi menjadi colour guard artinya harus menari dengan lembut, anggun, enerjik, senyum, gemulai, berbeda saat aku berbaris di dalam peleton yang gerak geriknya kaku itu.


Aku aja masih suka senyum - senyum sendiri kalau inget - inget lagi, gimana caranya aku bisa jadi suka nari? Oke, waktu TK aku emang nari juga, tapi itu TK, dan terakhir aku nari itu waktu kelas 3 SD, sama belajar nari untuk seleksi PASKIBRAKA, itu juga nari jawa dan 1 bulan doang. Hmm... itulah perubahan yang paling aku rasakan. It was totally different, but i like it.


And yaah, its me now. Masih suka nari, tapi bakal pikir ulang kalau harus baris lagi di lapangan, udah ngga kuat lagi kayaknya. Sekarang, aku punya tanggung jawab lebih dalam sebuah organisasi. Yang berbeda dari tahun sebelumnya adalah aku udah punya mimpi baru sekarang.
Kalau di awal masuk ITB aku belum tau mau apa setelah aku lulus nanti, sekarang aku udah tau aku mau apa. Singkat kata, begitu aku lulus aku mau kerja dulu 1 tahun, mungkin di konsultan atau NGO, tapi pikir - pikir dulu untuk kerja di pemerintahan. Setelah 1 tahun kerja, aku mau lanjut kuliah S2. Aku udah punya mimpi untuk ambil S2 dimana, MSc in Architectural and Urban Design, University of Edinburgh, Scortland, Insya Allah. Itu mimpi baruku sekarang.

Mulailah dengan bermimpi, karena mimpi itu perlahan - lahan bisa menjadi sebuah rencana, tujuan hidup, dan akan ada jalan yang terbuka untuk mencapainya.

Menjadi PASKIBRAKA mungkin awalnya cuma mimpi, kuliah di ITB juga mungkin awalnya cuma mimpi, tapi siapa sangka ternyata Tuhan menggariskannya sebagai tujuan untuk aku capai, dan Tuhan memberikan jalan untukku mencapainya.

Satu hal yang perlu diingat, Tuhan tidak hanya memberikan satu jalan untuk mencapai sebuah mimpi. Kalau kita gagal pada jalan yang satu, masih ada jalan yang lain untuk mencapainya. Namun, kalau mimpi itu tidak bisa dicapai dengan jalan apa pun, mungkin Tuhan memang telah menutup jalan itu, karena Tuhan tahu mimpi itu bukanlah yang terbaik untuk dicapai. Tapi, disamping itu Tuhan sudah menyiapkan mimpi lain yang lebih baik untuk dicapai.

Believe in dreaming, planning on it.

Setiap orang itu harus punya mimpi dan rencana untuk hidup, harus punya tujuan hidup, karena untuk itulah kita hidup.

- Yescha, di dalam kamar Jl Garut no 8 Bandung, 30 Mei 2011 ; 01:03 am -

You May Also Like

4 comments

  1. terharu saat membaca "banyak yg memandangku sebelah mata soal akademik, toh ga ada yg ga mungkin kan" semoga saya juga bisa seperti kakak di terima di ITB aamiin :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin.. jangan menyerah untuk berusaha, pastinya harus diiringi dengan doa. sukses ya.. :D

      Delete
  2. mungkin bisa dibilang nasib ku di SMA sama kayak kakak, prestasi akademik yang biasa aja, namun dalam 2 tahun ini aku bakalan berusaha ngeraih SITH ITB :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayoook, pasti bisa! Belajar tetep harus tapi ya, :) Kalau SITH ITB adl jalan untuk kamu meraih mimpi selanjutnya, Insya Allah selalu ada jalan terbaik yg Allah siapkan. Tetap semangat, terus berusaha, jangan mudah menyerah, selalu iringi dengan doa. SUKSES..!!

      Delete