• HOME
  • ABOUT
  • LEISURE TIME
  • FICTION
Instagram Facebook LinkedIn

CHADIRA

A Little World of Yescha Danandjojo

Hari ini, 17 Agustus 2011, Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke - 66.
Pagi ini aku duduk di depan tv di dalam kamarku, menanti dengan seksama peringatan detik - detik Proklamasi dari layar tv, memperhatikan dengan seksama upacara pengibaran bendera pusaka di Istana Negara, mataku tak berkedip saat pasukan pemuda pemudi berpakaian putih itu muncul di layar televisi untuk menunaikan tugas mereka.

Seketika bulu kudukku rasanya berdiri, tiba - tiba aku merasakan lagi sebuah kebanggaan yang pernah aku rasakan 5 tahun lalu. Rasanya aku ingin kembali ke masa itu untuk merasakan hal yang sama, kepuasan yang sama, kebanggaan yang sama.

Saat itu aku teringat pada sebuah cita - cita, yang akhirnya bisa terwujud walaupun tidak sempurna. Sebuah cita - cita, yang walaupun sudah berlalu, walaupun sudah tercapai, cita - cita itu tetap menjadi sebuah kebanggan di dalam diri seorang Yescha...

*   *   *

Entah sejak kapan, mungkin sejak aku bukan lagi balita, mungkin sejak aku masih duduk di sekolah dasar, setiap tanggal 17 Agustus aku selalu duduk manis, anteng, tidak bisa diganggu, terdiam dengan mata hampir tidak terpejam di depan tv. Apa yang aku lihat? Apalagi, siaran langsung upacara pengibaran Bendera Pusaka di Istana Negara. Saat itu aku selalu membayangkan suatu saat nanti aku bisa ada disana, namaku disebutkan oleh pembawa acara sebagai pembawa baki, nama orangtuaku  juga disebutkan. Tentu rasanya sangat membanggakan. Aku selalu bermimpi, suatu hari nanti aku ada disana, menjadi seorang PASKIBRAKA.

Aku juga suka berpura - pura sedang upacara bendera, entah di depan tiang bendera yang ada di rumah, atau berpura - pura sedang mengerek bendera dengan kabel telpon rusak. Saat kelas 3 SD, aku masih sekolah di Bandung, setiap hari Senin aku selalu mengikuti upacara sebagai peserta, berdiri di barisan depan memperhatikan anak2 kelas 5 yang menjadi petugas upacara. Aku bertekad, saat aku kelas 5 nanti, aku harus menjadi petugas upacara. Sayangnya kelas 4 SD aku pindah sekolah ke Jogja, keinginanku itu akhirnya tidak terwujudkan.

Pindah ke Jogja, bukan berarti cita - citaku itu memudar, tapi justru di kota ini lah aku mulai mewujudkan cita - cita ini sedikit demi sedikit.

Waktu kelas 5 SD, aku juga udah lupa dalam rangka apa, kalau ngga salah untuk acara Hizbul Wathon (HW itu semacam Pramuka untuk Muhammadiyah, aku masuk di SD Muhammadiyah waktu itu), pernah ada pemilihan pasukan inti baris berbaris.. Aku ikut, aku bertekad harus jadi tim inti, ngga semua kepilih juga jadi tim inti, dan aku bisa..

Waktu SMP aku ikut TONTI (Peleton Inti, kalau di Jogja ngga ada ekskul Paskibra, adanya Peleton inti yang multi fungsi, bisa jadi petugas upacara, pelatih petugas upacara, ikut lomba baris berbaris, dsb). Aku selalu berusaha untuk menjadi yang "terbaik" untuk mencapai yang "terbaik". Salah satu ajang bergengsi di tonti ini adalah menjadi 20 orang Panitia LABASIS, semacam penjaringan calon tonti untuk anak2 kelas 1. Ada seleksi pemilihan untuk itu, wawancara sama senior, baris, dsb. Aku pun masuk menjadi panitia LABASIS. Dan begitulah, selama 3 tahun di SMP aku aktif di kegiatan tonti ini.

SMA, aku masuk SMA pilihan ke-2. Awal masuk SMA ini, kecewa, ngga ada semangat - semangatnya sama sekali. Tapi, cita - ciitaku ngga pudar kok, apalagi aku sadar kalau jalan untuk mencapai cita - cita itu tinggal di depan mata. Waktu itu, jalan pertama yang aku incar adalah menjadi anggota Pasukan Tujuh Belas (PAJUBEL) SMA 8 Yogyakarta.

Aku tahu di SMA ini ada sebuah pasukan petugas upacara yang namanya PAJUBEL ini. Pajubel bukan ekskul yang bisa kamu masukin lewat open recruitment kayak ekskul lain. Pajubel itu pasukan khusus, dipilih melalui seleksi diam2 selama 1 minggu saat HEP (HEP itu semacam ospeknya SMA aku), dan seleksi akhir di hari terakhir HEP. Aku ngga tau gimana caranya, yang aku tau setiap sesi baris berbaris aku selalu menunjukkan yang terbaik yang aku bisa, dan berusaha untuk menonjol diantara yang lain. And yes, akhirnya aku pun terpilih. Aku menjadi salah satu dari 6 cewek dan 11 cowok PAJUBEL SMA 8 YOGYAKARTA angkatan 2005.

17 AGUSTUS 2005, aku bertugas di lapangan upacara SMA 8 YOGYAKARTA sebagai pembawa baki.
Ada 3 peleton saat itu, GARDA (PAJUBEL 2003); PARAMASATYA (PAJUBEL 2005); PAKCI (PAJUBEL 2004)

Walaupun saat itu aku baru bertugas di lapangan upacara sekolah, tapi rasa bangga itu udah mulai muncul, bahkan masih ada sampai saat ini. Setelah itu, aku bergabung dengan TONTI SMA-ku (kepilih jadi PAJUBEL otomatis jadi anak TONTI).

Akhir tahun 2005, seleksi sesungguhnya pun dimulai, untuk memilih wakil SMA 8 untuk seleksi PASKIBRAKA. Aku dengan pasti mendaftarkan diri untuk ikut. Aku pun mengikuti tiap tahapan seleksi tingkat sekolah itu, seleksi fisik, kesehatan, kesemaptaan, pengetahuan umum, wawancara, semua tahapan, Dari 20 besar, 10 besar, 6 besar, sampai akhirnya terpilihlah 4 orang yang mewakili SMA-ku untuk mengikuti seleksi PASKIBRAKA tingkat kota, dan aku menjadi salah satunya. Senang, tentu itu yang aku rasakan saat itu.

Kemudian, kami mendapatkan pelatihan intensif setiap hari sebelum seleksi tingkat kota itu dilaksanakan. Latihan fisik, pengetahuan umum, Bahasa Inggris, ke-Paskibrakaan, semuaa materi kami terima. Kami dipersiapkan untuk seleksi itu.

Akhirnya hari seleksi itu pun tiba. Hari pertama adalah seleksi kesemaptaan dan baris berbaris. Lari keliling dinding luar stadion 6 kali, push up, sit up, skot jump, jumping jack, apapun itu namanya. Sampai jam 10 pagi kami mengikuti seleksi fisik dan kesemaptaan ini. Setelah itu kami seleksi baris berbaris dari jam 10 sampai dengan jam 17, hanya istirahat untuk solat dan makan. Kami harus bertahan, dan aku berusaha untuk terus bertahan, walaupun capeknya udah ngga bisa diungkapkan lagi, ditambah lagi teriknya matahari Jogja saat itu. Seleksi hari pertama pun selesai, kami menunggu hasil seleksi yang diumumkan keesokan harinya, dan kami berempat pun lolos ke tahap selanjutnya.

Hari kedua, seleksi meliputi wawancara, pengetahuan umum, dan ke-Paskibrakaan. Aku merasa kurang optimal saat seleksi kedua ini. Tapi, aku masih terus berharap untik bisa terpilih.

Hasil seleksi pun diumumkan, aku lolos seleksi tingkat kota, tapi aku tidak termasuk ke dalam 8 orang terpilih untuk melanjutkan seleksi ke tingkat propinsi. Sedih, kecewa, merasa kurang optimal, itu yang pertama kali aku rasakan. Tapi, kemudian aku bersyukur, aku menjadi salah satu orang yang terpilih untuk menjadi (calon) PASKIBRAKA KOTA YOGYAKARTA dari ratusan orang yang mengikuti seleksi saat itu, dan hanya 43 orang yang terpilih.

Aku dan teman - teman yang lain pun mengikuti tahap pelatihan selama kurang lebih 3 bulan. Latihan fisik dan baris di bawah sinar matahari telah menjadi kegiatan rutinku saat itu. Mungkin melelahkan, tapi demi sebuah cita - cita rasa lelah itu pun tidak terasa berat lagi. Di akhir pelatihan kami pun di karantina selama 1 minggu di asrama.

15 AGUSTUS 2006, kami dikukuhkan sebagai PASKIBRAKA KOTA YOGYAKARTA 2006.
Air mata itu mengalir membasahi pipiku saat itu, selangkah lagi, menuju sebuah cita - cita.


Pengukuhan PASKIBRAKA Kota Yogyakarta 2006


17 AGUSTUS 2006, kami pun bertugas mengibarkan SANG MERAH PUTIH di lapangan upacara Balaikota Kota Yogyakarta.

Akhirnya cita - cita itu pun terwujud, aku menjadi bagian dari sebuah prosesi pengibaran (duplikat) Bendera Pusaka. Aku mengenakan seragam putih - putih yang selama ini hanya bisa aku lihat di televisi, dengan namaku, Yescha Nuradisa E. D. tertulis di atasnya. Merah Putih Garuda berwarna dasar hijau menempel di dadaku, pangkat PASKIBRAKA  bergambar bunga kapas berwarna hijau menempel di bahuku.

Aku, berhasil meraih cita - cita yang sudah lama aku impikan..

*   *   *

17 Agustus 2011, 5 tahun telah berlalu sejak hari itu.

Walaupun cita - citaku tidak terwujud sesemourna yang aku harapkan.  Walaupun aku hanya menjadi PASKIBRAKA Kota Yogyakarta, bukan PASKIBRAKA Nasional.  Walapun aku hanya bertugas di Balaikota, bukan di Istana Negara. Walapun aku hanya menjadi pasukan 17, bukan menjadi pembawa baki seperti yang aku impikan,

Tapi, aku masih berterimakasih pada Tuhan, karena aku diberi kesempatan untuk merasakan kebanggaan ini. Rasa bangga saat derap langkah kami yang beradu dengan aspal jalan bergema untuk menjemput bendera pusaka. Rasa bangga saat Sang Merah Putih dibentangkan. Rasa bangga saat menyaksikan Sangsaka Merah Putih berkibar dengan gagahnya di langit Kota Yogyakarta. Juga tetes air mata haru dan bangga, saat pelatih kami mengacungkan jempolnya, mengapresiasi usaha dan jerih payah kami sampai hari itu tiba.

Rasa bangga itu, masih ada, hingga saat ini, walaupun 5 tahun telah berlalu sejak hari itu.
Mungkin orang akan menganggap cita - citaku itu hanya cita - cita kecil. Mungkin orang menganggap petugas upacara adalah hal yang biasa. Tapi, bagiku menjadi seorang PASKIBRAKA adalah suatu kebanggaan yang tidak tergantikan. Menjadi PASKIBRAKA adalah sebuah kesempatan yang tidak dimiliki oleh semua orang. Menjadi PASKIBRAKA membuatku selalu mencintai Indonesia.

Apapun, bagaimanapun, seperti apapun keadaan Indonesia-ku saat ini, darahku tetap mengalir merah, tulangku tetap putih kokoh menopang tubuhku. Hatiku tetang mencintainya, jiwaku tetap membanggakannya, Indonesia..

DIRGAHAYU INDONESIA.. MERDEKA!!

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Liburan di kampusku udah lewat nih, bahkan aku udah mulai kuliah lagi dari hari Senin 8 Agustus 2011. Kami liburnya udah dari akhir Mei siiih,
Nah, selama liburan yang kurang lebihnya 2 bulan itu, aku sih ngerasanya lumayan produktif aja tu liburannya. Ada beberapa hal yang aku lakukan, dan dari beberapa hal itu aku ngerasa dapet banyak hal..

Apa aja yang aku lakuin liburan ini?

1. Kerja Praktek
Terhitung dari tanggal 3 Juni 2011 - 3 Agustus 2011, aku kerja praktek di PT. Teknoplan Nusantara Consultant. Udah pernah aku ceritain lah ya tentang kerja praktek ini di post sebelumnya. Aku ngga hanya sekedar kerja praktek, tapi ya emang kerja magang, karena kami juga dapet fee untuk itu : ). Aku terlibat dalam proyek "Penyusunan Materi Teknis Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Taman Nasional Lorentz. Ada yang tau Taman Nasional Lorentz itu dimana? Iyes, itu ada di Papua nun jauh disana. Biarpun studi kasusnya disana, aku ngga kesana sih. Kami cuma cari data dari internet aja. Tapi, seenggaknya dengan mengerjakan proyek ini aku bisa tau lah ya sedikit2 tentang 10 kabupaten di Papua sana yang ngga kepikiran sama sekali untuk aku sentuh, selain itu aku juga bisa tau suasana kerja itu kayak apa, dan tentunya ada link yang aku bentuk dong ya..

2. Indonesia Future Leader's Volunteer
Jadi, sebenernya yang ikut IFL itu Wena (09) sama Debby, temen aku, naah aku sama  temen aku yang lain, namanya Atung (nama aslinya Praditya Adhitama) cuma diajak aja jadi volunteer. Aku diajak ke sebuah panti asuhan khusus cowok, terus diminta untuk membimbing beberapa anak supaya mereka bisa punya cita-cita yang tinggi, soalnya diantara mereka ada yang punya cita2 untuk jadi geng motor, uwooow kan itu, makanya perlu diluruskan, hehe. Cuma sehari sih, tapi membuat aku bersyukur untuk apa yang aku punya sekarang, dan menyadarkan aku juga kalau berbagi itu menyenangkan..

3. Pelatihan Open Street Map
Kalo yang ini hasil random diajak sama Debby (Oke, selama liburan ini temen random aku adalah Debby Rahmi Isnaeni), terus aku hayu - hayu aja. Eeh, ternyata ini pelatihan untuk suatu lomba, jeng..jeng.. Debby sih kayaknya ikut lombanya, aku mah ngga. Jadi, Open Street Map ini semacam software yang mirip2 GIS, tapi fungsinya lebih spesifik untuk plotting suatu bangunan. Bahkan, deskripsi bangunannya itu bisa dicantumin, kaya jenis atap, tembok, rangka, berapa tingkat, dsb, detail banget deeh.. Terus, kalo kita upload, itu bisa juga diakses sama orang lain, bisa juga infonya ditambahin sama orang lain, cool deh..  Ini software baru kayaknya, dan fungsinya untuk menanggulangi resiko bencana gitu deh.. Lumayan, belajar, walaupun kayaknya aku udah lupa lagi sekarang..

4. Pembicara di Urban Talkshow tentang Urban Farming
Kalo ini berawal dari Fanni yang lagi ngurusin urban talkshow di himpunan, dan secara randomnya aku bilang, "Fan, mau dong jadi pembicara", and voila.. jadilah aku sebagai pembiocara waktu itu. Aku jadi pembicara sama Jeje (Ridzki Januar Akbar), dengan narasumber Pak Denny Zulkaidi dan orang dari bandung berkebun. Jadi, urban farming itu konsepnya adalah memanfaatkan lahan2 kosong yang ada di perkotaan sebagai lahan pertanian, yang umumnya ngga permanen, cuma untuk beberapa waktu sampai lahan tersebut dimanfaatkan lagi sebagaimana fungsi seharusnya. Nambah ilmu lagi ni aku, eksis juga kan.. :D

5. Perform di Syukuran Wisuda Juli
Walaupun hampir di setiap syukwis aku emang tampil, tapi ada yang beda aja di syukwis juli ini. yang beda adalah :
   1). aku bikin koreo, ini sebuah kemajuan lho, soalnya biasanya aku cuma menerjemahkan koreo orang dari youtube, syukwis ini aku bikin deh, masih nyontek2 juga sih, tapi kemajuan lha..
   2). aku nyanyi, nah kalo ini hal ter-failed dalam syukwis adalah aku nyanyi, di depan orang banyak. walaupun cuma satu part gitu nyanyiin Firewok-nya Ketty Pery, tapi ya failed aja ini aku nyanyi, untungnya syukwisnya ngga bubar...
Waktu itu aku emang lagi pengen banget joget2, entah kenapa, untungnya tersalurkan juga di syukwis Juli ini..

6. Lomba Design Babakan Siliwangi
Aku dulu pernah ngepost kan perjalanan random ke Dago Pakar - Maribaya - Lembang dengan hasil akhir kerandoman juga untuk ikut lomba desain babakan siliwangi. Akhirnya kesampean, kami ikut lomba ini. Batas waktunya dari tanggal 21 Juni - 21 Juli. Waktu itu akhirnya kami dibagi jadi 2 tim, masing2 tim 7 orang. Sebenernya lomba ini ngga terlalu berhasil juga ni, karena kami deadliners banget, baru lemburnya h-2 kerja jor2an padahal udah dikasih waktu 1 bulan. Tapi, seenggaknya aku dapet ni pengalaman lomba desain yang pertama, dan dapet pelajaran kalau sesuatu yang terburu2, unwell prepared, dan menjadi deadliners itu tidak menghasilkan sesuatu yang maksimal...

7. Tanoto Foundation Scholarship
Aku apply beasiswa Tanoto Foundation, alhamdulillah lolos tahap seleksi dokumentasi dan aku udah menjalani tahap psikotes tgl 29 Juli. Sekarang aku lagi nunggu hasil psikotes untuk selanjutnya ke tahap wawancara. Yaaa, semoga aja semua berjalan lancar, amiiin..

8. TFT The 7 Habits Highly Effective College Student
Jadi, TFT ini dimaksudkan untuk ornag2 yang daftar untuk jadi mentor di program SSDK (Strategi Sukses di Kampus) untuk OMB (Orientasi Mahasiswa Baru) ITB angkatan 2011. Awalnya aku ngga mau daftar, soalnya takut menyesatkan anak orang. Tapi, akhirnya daftar juga soalnya temenku ada beberapa juga yang ikutan, dan keliatannya menarik aja. Ternyata di TFT ini kami ditraining oleh Fasilitator dari Dunamis Foundation, dan kami dipersiapkan untuk jadi asisten fasilitator. Program 7 Habits ini sendiri kalo di Indonesia hanya diselenggarakan oleh dunamis foundation itu, yang nemuin adalah Steven Covey, orang Amerika, yang melakukan riset berdasarkan perjalanan kehidupan orang2 sukses selama 100 tahun kebelakang.
Selama training ini, aku ngerasa dapet hal yang sedikit banyak mengubah paradigma, bahkan mungkin hampir akan mengubah kebiasaaanku. Jadi, 7 habits yang bisa membuat kita jadi mahasiswa, atau orang yang lebih "efektif" adalah,

1. Be Proaktif
Jadi, ada baiknya kalau kita itu jangan terlalu reaktif jadi orang, tapi usahakan jadi orang yang proaktif. Kalo ada apa2 jangan cuma bisa protes, kritik, mencibir, tapi juga lihat sebab musababnya. Terus, jangan cuma bisa comment, tapi tunjukkan apa yang bisa kita lakukan. Kita punya kebebasan untuk memilih dan bertindak, setiap pilihan dan tindakan juga punya resiko masing2. Kalo kita reaktif, resiko yang kita tanggung biasanya lebih banyak merugikan, tapi kalo kita proaktif kita masih punya waktu untuk berfikir dan menimbang2 resiko apa yang akan kita hadapi, dan kita akan siap untuk menghadapinya, karena itu pilihan kita kan?
2. Begin With The End In Mind
Kita sebaiknya punya tujuan akhir, punya cita - cita, punya mimpi. Definisi mimpi yang sebaiknya kita punya adalah mimpi yang Specific, Measureable, Achieveable, Reasonable, Time Bounded. Dengan demikian, kita tahu apa yang akan kita capai, dan kita juga jadi tahu tahapan - tahapan apa yang sebaiknya dijalankan. Ada baiknya, kita jangan jadi orang yang "go with the flow", ikut arus, karena ngga selamanya arus itu membawa kita ke suatu hal yang baik, bisa menyesatkan lho.. (itu sih intinya yang aku tangkep, kalimat terakhir aku menyimpulkan sendiri)
3. Put First Thing, First.
Dahulukan dulu hal yang menjadi prioritas untuk dikerjakan, kalau kita harus mengerjakan banyak hal dalam satu batas waktu tertentu, jangan dikerjakan bersamaan, jadwalkan pengerjaannya. Soalnya, kalo kita kerjakan bersamaan, ngga mustahil bahkan ada yang ngga kepegang sama sekali lho. Hal - hal kecil yang ingin dilakukan sih bukan berarti ngga dilakukan, bisa dilakukan, tapi ada waktunya dong untuk itu.
Sebenernya, ini nih yang agak susah aku lakukan. Kadang - kadang, aku masih suka menunda - nunda pekerjaan, deadliners, dan justru lebih mengedepankan hal - hal kecil. Nah, sekarang ini, kayaknya aku mau mulai untuk mengubah kebiasaan itu, "put first thing, first".
4. Think Win Win
Win win solution lha ya bahasa akrabnya mah. Yang ditekankan adalah, bagaimana cara kita memenangkan ornag lain dulu, baru kita mendapatkan kemenangan kita sendiri. Soalnya, kayaknya kebanyakan orang kan mikirnya "yang penting gue menang" dulu. Iya ngga sih? Nah, aku juga mau nyoba untuk mempraktekkan ni, aku persilakan ornag lain menang dulu, baru kemudian aku yang dapet kemenangan itu (siapa tau kemenangan yang lebih besar kan? -- tetep oportunis). Kalau contohnya gimana sih, aku juga belum menghadapi suatu kasus cem gini, tapi mungkin suatu tibdakan yang tidak merugikan ornag lain dan diri sendiri, tapi justru membawa kepuasan dan kemenangan bersama.
5. Seek First To Understand, Than To Be Understood
Sebelum kita minta untuk dipahami, kita belajar dulu untuk memahami orang lain. Kalau ada teman yang curhat, yang cerita, coba dengarkan. Dengarkan dengan empati, hati, dan pikiran. Sebaiknya, jangan terburu - buru untuk menyimpulkan cerita dia, atau memberikan solusi.  Kadang, orang cerita itu ngga butuh solusi lho, cuma minta didengarkan.
6. Synergize
Dalam kehidupan ini tentunya banyak terdapat perbedaan. Yang diperlukan untuk menghadapi perbedaan itu adalah bukan dengan meleburnya jadi satu, tapi menggabungkannya dengan mempertahankan citarasa masing2 untuk menghasilkan sesuatu yang lebih berwarna. Istilah yang aku dapet saat training ni, "Terdapat bermacam - macam jenis buah. Kalau buah - buah itu dicampur menjadi satu dan dijadikan satu gelas jus, kita bisa menikmatinya bersamaan, tapi rasanya akan berubah. Tapi, kalau diolah menjadi salah buah, buah2 itu bisa dinikmati secara bersamaan, namun citarasanya tetap terjaga. Itulah sinergisasi."
7. Sharpen The Saw
Dalam hidup, kita ngga melulu cuma mikirin karir, pekerjaan, kuliah, dan sebagainya. Kita juga membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, untuk rileks, untuk membuat diri kita lebih nyaman. Manusia itu memiliki 4 elemen dalam dirinya, pikiran, jiwa, hati, dan raga. Kalau pikiran terus yang diasah, atau raga doang yang diforsir, stress ngga sih jadinya? Maka dari itu, kita juga perlu melakukan hal - hal yang membuat kita lebih tenang, untuk ngilangin stress lha ya.
Kenapa "saw"? kenapa bukan "knife"?
Karena gergaji itu bergerigi, memiliki banyak mata "pisau" yang perlu diasah. Itu lah habits ke 7, kita bisa mencoba untuk mengasah banyak hal yang mungkin kita sukai. Bisa dengan melukis, baca buku, ngaji, travelling, terserah, Kalo aku sih mungkin aku suka nulis, ya aku nulis, aku suka maen basket, ya aku maen basket, aku suka nari, ya aku cari event untuk nari, mungkin kurang lebihnya gitu deeh..

Naah, itulah 7habits yang dimaksud. buat aku sih inspiring banget, dan berharap aku bisa menerapkannya, untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.

9. Asisten Fasilitator "The 7 Habits Highly Effective College Student - Training"
Setelah ikut TFT itu, seminggu kemudian, tanggal 3 dan 4 Agustus, jadilah aku menjadi asisten fasilitator. Tau ngga, training ini masuk MURI lho, dengan jumlah fasilitator terbanyak (139 Fasilitator, asisten fasilitator kayak aku diitungnya sebagai fasilitator) dalam kelas yang diadakan secara paralel (training ini emang diadakan untuk 3300an mahasiswa baru ITB). Cool kaaann..
Setelah itu, aku jadi mentor nih buat anak2 TPB kelas aku, 50 orang anak FMIPA 2011, selama 2 bulan pertama.


Jadinya, aku dapet 2 sertifikat lho, sertifikat sebagai peserta training, sebagai asisten fasilitator jugaaaa.. yeay...

10. Nonton Serial Korea
Naah, kalo ini sih ngga bawa manfaat banyak, cuma sebagai hiburan. Hmm, kayaknya bukan salah satu faktor yang bikin liburanku jadi produktif sih, tapi justru faktor yang bikin aku jadi ngga produktif untuk beberapa waktu, hahahahaha...

Naah, kurang lebih itu deh yang aku kerjain selama liburan. Mungkin aku ngga bisa menikmati liburan sebagaimana "liburan", bahkan aku ngga ke Jogja sama sekali selama liburan. tapi, setidaknya aku bisa mengerjakan sesuatu yang menurutku sih memberikan banyak manfaat untuk aku..

Liburan produktif itu lebih menyenangkan lho, ngga ngabisin uang (bahkan menghasilkan uang), ngga buang2 waktu doang, dan paling penting tidak menjadi ajang penggemukan badan!

So, be prepared for the next productive holiday session...!!!




-Yescha Nuradisa E. D., Jl. Garut No. 8, dalam kamar (as usual)-
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About me

Follow

  • FACEBOOK
  • LINKEDIN
  • INSTAGRAM

Instagram

Recent Posts

Categories

  • Activity
  • Leisure Time
  • Old Story

Blog Archive

  • ►  2012 (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2011 (4)
    • ▼  August (2)
      • CERITA DIBALIK SEBUAH CITA - CITA LAMA
      • LIBURAN PRODUKTIF
    • ►  May (2)

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates